Entah bisa dibilang adil apa gk klo di indonesia, soalnya faktor orang dalam pasti ada aja.
Pendidikan
"Mencerdaskan kehidupan bangsa" adalah salah satu dari empat tujuan bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pembukaan UUD 45. Cara mencapai tujuan tersebut adalah melalui sistem pendidikan. Namun, banyak lika-liku pendidikan di Indonesia yang menarik untuk kita diskusikan. Oleh sebab itu, mari kita sumbang pikiran mengenai pernak pernik pendidikan di negara yang kita cintai ini. Walaupun mungkin tidak akan berdampak terhadap kebijakan pemegang kebijakan, setidaknya kita bisa mencerdaskan kehidupan Lemmy Indonesia. Merdeka!
Untuk saat ini cara yg sekarang sepertinya masih Ok untuk diterapkan di sini. Kalau mau pake cara lain (seperti Harvard) mungkin kendala nya ada di alat dan cara ukurnya yg objektif dan berkualitas.
Selain itu juga masifnya pendaftar (dibanding kursi tersedia) sepertinya bisa jadi kendala. Siap nggak bapak ibu dosen liatin satu2 pendaftar? Kecuali kl ini mau diotomasi. Tapi ya nanti jadi deretan angka lagi nggak ya.
Saya nggak familiar dengan proses di Harvard secara detail. Tapi saya menduga, nggak semua orang mendaftar ke sana. Jadi dari awal Harvard sudah dapat calon berkualitas, tanpa harus menyeleksi banyak (atau semua) lulusan SMA.
India dan Cina sepertinya punya bbrp (lumayan banyak menurut saya) perguruan tinggi berkualitas. Mungkin kita bisa melihat cara mereka menerima siswa baru. Saya blm tau juga sih hehehe, bisa jadi saya juga salah.
Di kampus tempat saya mengabdi (soon I won't), melakukan yang dilakukan seperti di Havard, soalnya kampus kami swasta, tapi tetap kemampuan matematika cukup penting (kampus saya kampus teknik).
Biasa test ini digunakan untuk ngecek apakah calon mahasiswa itu logika jalan apa ga, soalnya sulit kalau 1 kelas jomplang terlalu jauh. Selama COVID ini kondisinya begitu.. gara2 guru SMA pada lepas tangan semua. Ya ga bisa salahkan juga, cuman kalau dari sisi pendidikan tinggi, covid hanya mengganggu operasional keuangan kampus saja, pendidikan kita tetap ga masalah karena udah lama menerapkan remote learning dan self learning